Yak, hari Kamis kemaren, gue seangkatan pergi jalan-jalan ke Jakarta. Tempat pertama yang akan kita datangi adalah Universitas Indonesia dan tempat kedua yang akan kita kunjungi adalah Monumen Pancasila Sakti.
![]() |
| Universitas Indonesia |
Kami berangkat naik bus. Berangkat ke UI jam setengah 8 pagi, dan tiba di UI sekitar pukul setengah 10 pagi. Kita turun di gedung yang namanya Balairung. Tapi ternyata tidak hanya sekolah gue saja yang mengunjungi UI, namun ternyata ada juga sekolah SMA yang kebetulan lagi studi banding.
Jadi kita tidak hanya satu sekolah, melainkan dua sekolah. Wah, kampret lah. Mana orang-orangnya bermata sipit semua lagi. Jangan-jangan, mereka adalah orang-orang China yang dikirim ke Indonesia untuk mempelajari tentang mata pelajaran bioteknologi fisikanologi geokimia algoritma aljazair lagi? ->mata pelajaran apa coba?
Okelah, kita dua sekolah lagi studi banding ke UI. Nah, terus abis kita sempat tatap-tatapan mata antara kubu merah dan kubu hitam muda (mana ada?), akhirnya kita masuk ke gedung Balairung.
Di dalamnya, ternyata luas banget. Lantai bawah luas banget, lantai atas untuk tribun penonton juga besar. Kayaknya bisa nih kita seangkatan main sepakbola disini lawan SMA itu. Muhuehehe.
Selanjutnya kita duduk. Dan datang 2 manusia yang mereka jadi juru bicara, atau pengarah acara gitu. Mereka itu yang memperkenalkan UI lebih dalam, mulai dari fakultas-fakultasnya, jurusan-jurusannya, dll.
Setelah mereka berdua puas mengotori mic dengan butiran-butiran air ludah mereka yang sangat wangi, akhirnya mereka membuka sesi tanya jawab. Banyak teman-teman angkatan gue baik cowok maupun betina maju kedepan untuk mengeluarkan berbagai question-question yang membuat kepala mereka menahan beban cukup berat (halah bacot).
Oh iya, kenapa yah UI itu identik dengan warna kuning? Kayaknya gue perhatikan dari tadi UI itu serba kuning, mulai dari bus kuning, sepeda kuning, bangku kuning, sampai noda baju di ketek orang-orangnya pun berwarna kuning.
Pertanyaan yang cukup tidak berguna namun membuat penasaran banyak orang ini pun sempat ditanyakan oleh teman gue ketika sesi tanya jawab dimulai.
Namun, ternyata kedua kakak yang jadi pembicara didepan panggung juga ternyata tidak mengetahui mengapa alasan UI identik dengan kuning. Mereka hanya bisa menjawab,
"Itu memang sejak zaman dahulu sudah seperti itu."
Mantap.
Setelah selesai, kita foto perkelas dulu di panggung. Anak-anak pada gaya norak gitu. Jadi jelek dah fotonya. Ya gak jelek-jelek amat sih. Gue dong..... yang paling jelek. :p
| Contoh suasana didalam Balairung |
Setelah itu, kita kembali naik bus, dan siap untuk menuju tempat kedua: Lobang Buaya!!!
Jujur, jni adalah pengalaman pertama kali gue ke Lobang Buaya. Gue kagak pernah kesini sebelumnya. Dan gue heran, apakah benar di Lobang Buaya banyak burung kakatua buaya disini? Hmm... mari kita buktikan.
Kita berangkat dari UI ke Lobang Buaya sekitar jam 11 siang, dan sampai sana jam 1 siang. Sampai disana, kita kumpul dulu di teras Museum Paseban.
Di teras Paseban, kita kenalan dulu sama 2 bapak tour guide yang akan memandu kami menjelajah Monumen Pancasila Sakti ini.
Sebelumnya informasi dikit, bahwa Museum Pancasila Sakti ini terletak di Kelurahan Lobang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di sebelah selatan ada markas besar TNI, di sebelah utara adalah bandara Halim Perdanakusuma, sebelah timur adalah Pasar Pondok Gede, dan sebelah barat adalah TMII.
Kompleks Monumen Pancasila Sakti terdiri dari beberapa bangunan, yaitu sumur maut, museum pengkhianatan PKI (komunis), rumah penyiksaan, dapur umum, pos komando, dan museum Paseban.
1. Sumur Maut
Sumur Tua ini adalah tempat membuang 7 Pahlawan Revolusi: - Jend. Anumerta Ahmad Yani - Mayjen. Anumerta Donald Isaaccus Panjaitan - Letjen. Anumerta M.T. Haryono - Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean - Letjen. Anumerta Siswandono Parman - Letjen. Anumerta Suprapto - Mayjen. Anumerta Sutoyo Siswomiharjo
2. Museum Pengkhianatan PKI (Komunis)
Di museum ini, kita disuguhkan dengan beberapa kejadian kejam yang dilakukan oleh PKI dalam bentuk diorama. Di museum ini ada sekitar 30-an diorama.
3. Rumah Penyiksaan
Di rumah inilah keempat Pahlawan Revolusi yang masih hidup disiksa hingga tewas. Mereka mengalami siksaan yang amat berat, oleh segerombolan pemberontak G-30-S/PKI. Di rumah ini, terdapat diorama penyiksaan yang dialami oleh keempat Pahlawan Revolusi tersebut.
4. Dapur Umum
Rumah ini awalnya milik Ibu Amroh. Namun beliau meninggalkan rumah ini dan PKI menggunakannya sebagai dapur umum. Di tempat ini masih ada beberapa alat yang masih terjaga keasliannya sejak zaman PKI hingga kini, seperti 3 buah lampu petromaks, wajan, kursi, hingga lemari kaca.
5. Pos Komando
Di tempat ini para pemberontak PKI mengadakan komando, rapat, dll.
6. Museum Paseban
Di museum ini, kita bisa melihat foto-foto keganasan PKI dan berbagai diorama-diorama pemberontakan yang dilakukan oleh PKI.
Setelah dari Monumen Pancasila Sakti, kita kembali naik bus dan melanjutkan perjalanan. Karena kita belum sholat Dzuhur dan Ashar, maka kita sempat mampir di Masjid At-Tin di TMII.
Setelah sholat, kita boleh bebas, main-main. Kita kumpul di satu tempat untuk makan pizza ramai-ramai per kelas. Lalu kita bebas boleh ngapain saja. Ngobrol-ngobrol boleh, jajan boleh, main-main boleh, guling-gulingan juga boleh.
Setelah kita puas main-main, kita disuruh kembali ke bus karena kita akan pulang ke Bogor. Kembali ke sekolah.
Well then, itulah kisah gue di hari Kamis. Hari yang sangat seru sekali bagi gue karena bisa mempelajari beberapa ilmu di Monumen Pancasila Sakti, dan tau beberapa hal mengenai Universitas Indonesia.
Sampai jumpa dan selamat makan siang jika Anda sedang makan siang!
Di rumah inilah keempat Pahlawan Revolusi yang masih hidup disiksa hingga tewas. Mereka mengalami siksaan yang amat berat, oleh segerombolan pemberontak G-30-S/PKI. Di rumah ini, terdapat diorama penyiksaan yang dialami oleh keempat Pahlawan Revolusi tersebut.
4. Dapur Umum
Rumah ini awalnya milik Ibu Amroh. Namun beliau meninggalkan rumah ini dan PKI menggunakannya sebagai dapur umum. Di tempat ini masih ada beberapa alat yang masih terjaga keasliannya sejak zaman PKI hingga kini, seperti 3 buah lampu petromaks, wajan, kursi, hingga lemari kaca.
5. Pos Komando
Di tempat ini para pemberontak PKI mengadakan komando, rapat, dll.
6. Museum Paseban
Di museum ini, kita bisa melihat foto-foto keganasan PKI dan berbagai diorama-diorama pemberontakan yang dilakukan oleh PKI.
Setelah dari Monumen Pancasila Sakti, kita kembali naik bus dan melanjutkan perjalanan. Karena kita belum sholat Dzuhur dan Ashar, maka kita sempat mampir di Masjid At-Tin di TMII.
Setelah sholat, kita boleh bebas, main-main. Kita kumpul di satu tempat untuk makan pizza ramai-ramai per kelas. Lalu kita bebas boleh ngapain saja. Ngobrol-ngobrol boleh, jajan boleh, main-main boleh, guling-gulingan juga boleh.
Setelah kita puas main-main, kita disuruh kembali ke bus karena kita akan pulang ke Bogor. Kembali ke sekolah.
Well then, itulah kisah gue di hari Kamis. Hari yang sangat seru sekali bagi gue karena bisa mempelajari beberapa ilmu di Monumen Pancasila Sakti, dan tau beberapa hal mengenai Universitas Indonesia.
Sampai jumpa dan selamat makan siang jika Anda sedang makan siang!






